Laman

Sejarah Gedung Sate - Bandung


Gedung Sate, dengan ciri khasnya berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya, telah lama menjadi penanda atau markah tanah Kota Bandung yang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa Barat, namun juga seluruh Indonesia bahkan model bangunan itu dijadikan pertanda bagi beberapa bangunan dan tanda-tanda kota di Jawa Barat. Misalnya bentuk gedung bagian depan Stasiun Kereta Api Tasikmalaya. Mulai dibangun tahun 1920, gedung berwarna putih ini masih berdiri kokoh namun anggun dan kini berfungsi sebagai gedung pusat pemerintahan Jawa Barat.

Gedung Sate yang pada masa Hindia Belanda itu disebut Gouvernements Bedrijven (GB), peletakan batu pertama dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, puteri sulung Walikota Bandung, B. Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia, J.P. Graaf van Limburg Stirum pada tanggal 27 Juli 1920, merupakan hasil perencanaan sebuah tim yang terdiri dari Ir.J.Gerber, arsitek muda kenamaan lulusan Fakultas Teknik Delft Nederland, Ir. Eh. De Roo dan Ir. G. Hendriks serta pihak Gemeente van Bandoeng, diketuai Kol. Pur. VL. Slors dengan melibatkan 2000 pekerja, 150 orang diantaranya pemahat, atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan Cina yang berasal dari Konghu atau Kanton, dibantu tukang batu, kuli aduk dan peladen yang berasal dari penduduk Kampung Sekeloa, Kampung Coblong Dago, Kampung Gandok dan Kampung Cibarengkok, yang sebelumnya mereka menggarap Gedong Sirap (Kampus ITB) dan Gedong Papak (Balai Kota Bandung).

Selama kurun waktu 4 tahun pada bulan September 1924 berhasil diselesaikan pembangunan induk bangunan utama Gouverments Bedrijven, termasuk kantor pusat PTT (Pos, Telepon dan Telegraf dan Perpustakaan.

Arsitektur Gedung Sate merupakan hasil karya arsitek Ir. J.Gerber dan kelompoknya yang tidak terlepas dari masukan maestro arsitek Belanda Dr.Hendrik Petrus Berlage, yang bernuansakan wajah arsitektur tradisional Nusantara.

Banyak kalangan arsitek dan ahli bangunan menyatakan Gedung Sate adalah bangunan monumental yang anggun mempesona dengan gaya arsitektur unik mengarah kepada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa, (Indo Europeeschen architectuur stijl), sehingga tidak mustahil bila keanggunan Candi Borobudur ikut mewarnai Gedung Sate.

Sejarah Gedung Merdeka Bandung


Gedung Merdeka di jalan Asia-Afrika, Bandung, Indonesia, adalah gedung yang pernah digunakan sebagai tempat Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika tahun 1955. Pada saat ini digunakan sebagai museum.

Arsitektur Bangunan
Bangunan ini dirancang oleh Van Galen Last dan C.P. Wolff Schoemaker. Keduanya adalah Guru Besar pada Technische Hogeschool (Sekolah Teknik Tinggi), yaitu ITB sekarang, dua arsitektur Belanda yang terkenal pada masa itu, Gedung ini kental sekali dengan nuansa art deco dan gedung megah ini terlihat dari lantainya yang terbuat dari marmer buatan Italia yang mengkilap, ruangan-ruangan tempat minum-minum dan bersantai terbuat dari kayu cikenhout, sedangkan untuk penerangannya dipakai lampu-lampu bias kristal yang tergantung gemerlapan. Gedung ini menempati areal seluas 7.500 m2.

Sejarah Gedung
Pada saat itu bangunan ini bernama SOCIËTEIT CONCORDIA dipergunakan sebagai tempat rekreasi oleh sekelompok masyarakat Belanda yang berdomisili di kota Bandung dan sekitarnya. Mereka adalah para pegawai perkebunan, perwira, pembesar, pengusaha, dan kalangan lain yang cukup kaya. Pada hari libur, terutama malam hari, gedung ini dipenuhi oleh mereka untuk menonton pertunjukan kesenian, makan malam.

Pada masa pendudukan Jepang gedung ini dinamakan Dai Toa Kaman dengan fungsinya sebagai pusat kebudayaan.

Pada masa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 gedung ini digunakan sebagai markas pemuda Indonesia guna menghadapi tentara Jepang yang pada waktu itu enggan menyerahkan kekuasaannya kepada Indonesia.

Sejarah Gedung Harmoni


Gedung Harmoni (Belanda: Societeit Harmonie) adalah gedung Belanda yang dulu terletak di ujung jalan Veteran dan Majapahit, kawasan Harmoni, Jakarta Pusat. Gedung ini mulai dikerjakan tahun 1810 dan digunakan sebagai tempat perkumpulan (societeit) dan pesta orang Belanda. Pendirian gedung itu diprakarsai oleh Gubernur Jendral Reinier de Klerk tahun 1776. Gedung ini kemudian dirobohkan pada bulan Maret 1985 karena pertimbangan perluasan jalan.
[sunting] Sejarah

Sebelum digunakan sebagai tempat perkumpulan, gedung Harmoni merupakan sebuah benteng pertahanan bernama Rijswijk yang terletak di luar kota Batavia untuk menjaga jalan masuk kota dari arah selatan. Benteng Rijswijk kemudian mengalami kerusakan pada kerusuhan Tionghoa 1740. Bertahun-tahun kemudian benteng Rijswijk menjadi tidak terurus.

Sejarah Gedung Dwi Warna


Gedung Dwi Warna adalah suatu bangunan bersejarah di Kota Bandung, Jawa Barat, yang dipergunakan sebagai tempat rapat komisi pada Konferensi Asia Afrika (1955). Gedung ini pernah menjadi Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Barat dan gedung Sekretariat KAA Tahun 1955. Seusai KAA, bangunan ini dijadikan sebagai Kantor Pusat Pensiunan dan Pegawai, lalu Kantor Pusat Administrasi Belanja Pegawai yang namanya Subdirektorat Pengumpulan Data Seluruh Indonesia. Kini, gedung tersebut dipergunakan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan Republik Indonesia Kantor Wilayah XII Bandung.

Gedung tersebut dibangun pada tahun 1940 di bawah pengawasan "Technische Dienst voor Stadsgemeente Bandoeng" dan diperuntukkan sebagai tempat dana pensiun seluruh Indonesia, dengan nama Gedung Dana Pensiun. Pada waktu pemerintahan Jepang berkuasa di Indonesia, gedung itu dipergunakan sebagai gedung Kempeitai. Kemudian pada masa pendudukan Belanda berfungsi sebagai Gedung "Recomba",

Sejarah Benteng Vastenberg


Benteng Vastenberg adalah benteng peninggalan Belanda yang terletak di kawasan Gladak, Surakarta. Benteng ini dibangun tahun 1745 oleh gubernur jenderal Baron Van Imhoff. Benteng ini berfungsi sebagai benteng pengawas mengawasi gerak-gerik keraton Kasunanan dan terletak kediaman gubernur Belanda (sekarang kantor Balaikota) di kawasan Gladak. Bentuk tembok benteng berupa bujur sangkar yang ujung-ujungnya terdapat penonjolan ruang yang disebut seleka (bastion). Di sekeliling tembok benteng terdapat parit yang berfungsi sebagai pertahanan dengan jembatan di pintu depan dan belakang. Bangunan terdiri dari beberapa barak yang terpisah dengan fungsi masing-masing dalam militer. Di tengahnya terdapat lahan terbuka untuk persiapan pasukan atau apel bendera.

Setelah kemerdekaan, benteng ini digunakan sebagai markas TNI untuk mempertahankan kemerdekaan. Pada masa 1970-1980-an bangunan sering digunakan sebagai tempat pelatihan keprajuritan dan pusat Brigade Infanteri 6/Trisakti Baladaya / Kostrad untuk wilayah Karesidenan Surakarta dan sekitarnya

Sejarah Benteng Marlborough


Banteng Marlborough (Inggris:Fort Marlborough) adalah benteng peninggalan Inggris di kota Bengkulu. Benteng ini didirikan oleh East India Company (EIC) tahun 1713-1719 di bawah pimpinan gubernur Joseph Callet sebagai benteng pertahanan Inggris. Konon, benteng ini merupakan benteng terkuat Inggris di wilayah Timur setelah benteng St. George di Madras, India. Benteng ini didirikan di atas bukit buatan, menghadap ke arah kota Bengkulu dan memunggungi samudera Hindia. Benteng ini pernah dibakar oleh rakyat Bengkulu; sehingga penghuninya terpaksa mengungsi ke Madras. Mereka kemudian kembali tahun 1724 setelah diadakan perjanjian. Tahun 1793, serangan kembali dilancarkan. Pada insiden ini seorang opsir Inggris, Robert Hamilton, tewas. Dan kemudian di tahun 1807, residen Thomas Parr juga tewas. Keduanya diperingati dengan pendirian monumen-monumen di kota Bengkulu oleh pemerintah Inggris.

Marlborough masih berfungsi sebagai benteng pertahanan hingga masa Hindia-Belanda tahun 1825-1942, Jepang tahun 1942-1945, dan pada perang kemerdekaan Indonesia. Sejak Jepang kalah hingga tahun 1948, benteng itu manjadi markas Polri. Namun, pada tahun 1949-1950, benteng Marlborough diduduki kembali oleh Belanda. Setelah Belanda pergi tahun 1950, benteng Marlborough menjadi markas TNI-AD. Hingga tahun 1977, benteng ini diserahkan kepada Depdikbud untuk dipugar dan dijadikan bangunan cagar budaya.

Benteng Van der Wijck


Jika anda berkunjung ke Kebumen, tidak ada salahnya anda singgah sejenak ke objek wisata sejarah yakni benteng Van der Wijck. Lokasinya yang cukup dekat dari jalan utama/raya Kebumen -Yogya, yakni sekitar 300 meter, amatlah sayang jika dilewatkan begitu saja. Benteng kuno dengan dominasi warna merah ini cukup menyolok diantara bangunan lain, namun tersamar dari jalan utama mengingat gerbang masuk lokasi wisata ini cukup jauh dari pintu gerbang benteng. Disediakan kereta api mini yang siap mengantarkan pengunjung dari gerbang utama mengelilingi objek wisata bersejarah ini

Anda tidak usah kuatir bahwa berada dilokasi objek wisata sejarah ini, nantinya hanya akan disuguhi bangunan kuno yang cenderung membosankan dan kurang diminati anak-anak. Beberapa sarana permainan anak-anak telah dibangun disekitar benteng seperti perahu angsa, kincir putar dan berbagai macam permainan anak lainnya. Tak ketinggalan juga sebuah patung dinosaurus raksasa ikut dibangun untuk meramaikan suasana dan lebih mengakrabkan dengan dunia anak-anak. Bahkan sebuah stasiun kereta api mini dibangun dibagian atas benteng tepat diatas gerbang utama, memungkinkan pengunjung untuk mengitari sisi atas benteng dengan menggunakan kereta mini.

Didalam benteng itu sendiri pengunjung bisa melihat beberapa foto dokumentasi seputar bentuk asli bangunan benteng saat ditemukan dan tahap-tahap pemugaran yang telah dilakukan terhadapnya. Ruangan-ruangan bekas barak militer, asrama, pos jaga bisa dilihat didalam benteng dan semuanya boleh dibilang dalam keadaan rapi dan bersih. Hanya saja sebuah papan pengumuman yang ditempel dibagian luar benteng berisi "Sebelum masuk benteng sebaiknya anda berdoa sejenak menurut kepercayaan masing-masing", sempat menimbulkan kerutan didahi saat membacanya karena berkesan seram. Mungkinkah pernah terjadi hal-hal diluar nalar yang menimpa pengunjung saat berada didalam benteng, seperti kesurupan ?

Sejarah Benteng Rotterdam


Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.

Nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang, biasa juga orang Gowa-Makassar menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yang merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya menandatangani perjanjian Bungayya yang salah satu pasalnya mewajibkan Kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada Belanda. Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam. Cornelis Speelman sengaja memilih nama Fort Rotterdam untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian digunakan oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.

Balekambang, Sebuah Warisan bagi Kesenian dan Tata Ruang Kota Solo


Sudah sejak secil saya mengenal nama Balekambang, yaitu sebuah tempat di pinggir jalan besar di daerah belakang pasar depok. Tempat dengan keadaan gelap, remang-remang, angker dan kumuh yang di sisi dalamnya berdiri sebuah gedung pertunjukan dan kolam yang tidak terawat. Orang tua saya menanamkan sebuah mindset bahwa dulu tempat kumuh itu adalah sebuah tempat yang penuh kenangan dan kejayaan. Dogma seperti itu lah yang ayah dan ibu saya tanamkan kepada saya, bahkan eyang dan salah satu budhe saya juga ikut-ikutaan dengan beragam ceritanya.

Itu dulu, cerita ketika saya masih “putih merah” tapi sekarang ketika saya sudah “bebas” dan mengambil konsentrasi di sejarah, ternyata memang benar adanya. Balekambang adalah sebuah ikon kejayaan Solo di masa lampau yang berada di bawah naungan swapraja Mangkunegaran. Dibangun oleh Sorjosoeparto yang bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro VII pada 26 Oktober 1921, Balekambang adalah sebuah manifestasi dari kecintaan Sorjosoeparto terhadap kedua putri tertua beliau yang bernama partini dan partinah.

Origin
Taman Balekambang pada masa dulu tidak berdiri sendiri, ada dua bagian dari taman tersebut. Yang pertaman adalah Partini tuin (taman air partini) dan Partinah bosch (hutan kota partinah) yang merupakan satu kesatuan dari taman Balekambang ini. Konsep awal pembangunan Balekambang adalah sebagai ruang publik yang meniru hutan buatan dan taman air yang ada di negeri Belanda. Dimanifestasikan sesuai dengan kesukaan Partini akan taman air dan Partinah akan pemandangan hijau yang teduh.

Sejarah Benteng Vredeburg Yogyakarta


Benteng Vredeburg (Saksi Kolonialisme Belanda di Yogyakarta)
Bangunan yang terletak di ujung Jalan Malioboro ini merupakan satu saksi dari perjalanan sejarah perjuangan Yogyakarta menentang kolonialisme Belanda. Benteng ini dibangun oleh pemerintah Belanda guna melindungi rumah Residen Belanda (sekarang menjadi Gedung Agung) dan pemukiman orang-orang Belanda dari kemungkinan serangan meriam milik Keraton Yogyakarta. Sebelum dibangun menjadi benteng, di tahun 1761 tempat ini merupakan parit perlindungan atau bunker bagi tentara Belanda atau lebih dikenal dengan sebutan Rusten Burg.

Di tahun 1765, Frans Haak mengubahnya menjadi benteng dengan mengambil model benteng di daratan Eropa. Ini bisa dilihat dari ciri parit dalam yang mengelilingi banteng, kemudian ada menara pengawas di setiap sudutnya dan tembok lebar yang memungkinkan para serdadu berpatroli diatasnya dan menembak dari tempat itu. Hingga kini, semua itu masih bisa disaksikan. Karena penguasa Yogyakarta tidak berkenan dengan pembangunan benteng ini maka dibutuhkan waktu 23 tahun untuk menyelesaikannya, hal ini terjadi karena kurangnya suplai tenaga kerja dari penduduk lokal.

Sejarah Keraton Yogyakarta


Awal dipilihnya lokasi ini sebagai pusat pemerintahan Mataram Islam tercatat dalam kitab Babad. Alkisah saat Sinuwun Mangkural Amral berkuasa dari tahun 1677-1703, beliau mendapat wangsit yang menyiratkan bahwa wahyu keraton Kartasura telah pindah ke hutan Pabringan di Yogyakarta. Menurut wangsit tersebut, di tempat ini Sinuwun mendirikan bangunan benteng calon keraton yang diberi nama Garjitawati yang berarti bisikan hati. Setelah beliau mangkat, oleh penerusnya Paku Buwana I (1703-1719), nama Garjitawati diubah menjadi Ngayugyakarta. Secara harfiah kata Ngayugya atau Ngayudya berarti maksud baik dan kerta artinya bertindak. Dengan demikian Ngayugyakarta dimaksudkan sebagai bertindaklah demi tujuan yang baik.

Pembangunan fisik menjadikan Ngayugyakarta sebagai keraton dipercepat oleh peristiwa perjanjian Gianti, 13 Februari 1755, yang membagi Kerajaan Mataram menjadi Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Raja pertama Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I merancang sendiri bentuk bangunan keraton ini pada tahun 1756 atau tahun 1681 Jawa. Pembangunan fisik pertama selesai pada tahun 1682 Jawa ditandai dengan sengkelan memet: Dua ekor Naga yang berbelitan dengan kalimat Dwi Naga Rasa Tunggal. Sengkelan ini terdapat pada Baturana Kemagangan dan Baturana Pintuger-bang Gadhungmlathi Kemandhungan selatan.

Sejarah Kampung Arab Empang Bogor


Kampung Arab ini terletak nggak jauh dari pasar Empang Bogor. Kampung ini lebih terkenal akan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Dimana kampung ini banyak didatangi umat muslim, bahkan yang datang dari luar kota. Sebabnya, di Masjid An Nur yang menjadi icon kampung ini, terdapat makam salah seorang Habib terkemuka, yaitu Habib Abdullah Bin Mukhsin Alatas. Habib yang terkenal dengan nama Wali Qutub ini dipercaya sebagai cucu keturunan ketiga puluh enam Nabi Muhammad SAW. Menurut hasil browsing, kebanyakan warga Arab disini merupakan keturunan Hadramaut, Yaman, seperti halnya Habib Abdullah Bin Mukhsin Alatas.

Berdasarkan hasil browsing (thx to : al-irsyadbogor.or.id) sejarah kawasan ini pun sedikit demi sedikit terungkap.. halah..

Kita semua bisa membayangkan apa itu empang. Empang dikenal luas adalah kolam yang luas untuk memelihara hewan air (ikan, udang atau kerang).

Wilayah yang dulunya bernama Soekaati (Sukahati) ini menjadi pusat pemerintahan Kampung Baru (cikal bakal Kabupaten Bogor) tahun 1754, dibuktikan dengan adanya lapang yang dulunya berfungsi sebagai alun-alun dan bekas pendopo yang sekarang didiami oleh keluarga almarhum Abdul Azis Al-Wahdi yang berada persis menghadap ke arah alun-alun Empang.

Sebutan Empang muncul ketika Bupati Kampung Baru, yaitu Demang Wiranata (berkuasa 1749-1758, membuat kolam ikan di halaman pendopo. Maka, daerah tersebut pun diidentikkan dengan Empang dari sang bupati dan menenggelamkan nama Sukahati. dan mulai resmi digunakan sejak 28 November 1815. Di tahun 1815 pula dibangun Masjid An Nur oleh Habib Abdullah Bin Mukhsin Alatas.

Daerah tersebut mulai ditemakan sebagai permukiman masyarakat Arab sejak Tahun 1835 pemerintah mengeluarkan peraturan wijkenstelsel. Yaitu diberlakukannya zona permukiman etnis. Dimana orang-orang Eropa menempati kawasan di sebelah barat jalan raya (sekarang jalan Sudirman)
mulai dari Witte Paal sampai sebelah selatan Kebun Raya dan Pakancilan. Orang Tionghoa diberi peruntukan lahan di daerah yang berbatasan dengan jalan raya sepanjang jalan Suryakencana sampai tanjakan Empang. Sedangkan
pemukiman Arab berada di sekitar Empang.

Sejarah Candi/keraton Boko Jogja



Boko sebelumnya pernah saya datangi bersama mama dan Bayu adik saya.. hanya saja karena bang Teguh teman saya sangat ngidam untuk datang (sebenernya foto-foto sih) ke sini, maka kami pun mampir ke Boko ini. Candi Boko letaknya hanya sekitar 1 kilo meter selatan candi Prambanan dan candi Sewu. Dari situs itu keindahan kawasan Prambanan dan candi Sewu dengan latar belakang Gunung Merapi bisa dilihat dari atas. Sebab berada di atas bukit dengan ketinggian 195,97 meter di atas permukaan laut (mdpl). Bangunan utama Situs Ratu Boko adalah peninggalan purbakala yang ditemukan kali pertama oleh arkeolog Belanda, HJ De Graaf pada abad ke-17. Tahun 1790 Van Boeckholtz menemukan reruntuhan kepurbakalaan di atas bukit Situs Ratu Boko. Penemuan itu langsung dipublikasikan. Rupanya, itu menarik minat ilmuwan Makenzic, Junghun, dan Brumun. Tahun 1814 mereka mengadakan kunjungan dan pencatatan. Seratus tahun kemudian, FDK Bosch mengadakan penelitian, dan penelitiannya diberi judul Kraton van Ratoe Boko .

Dari Situs itu sendiri ditemukan bukti tertua yang berangka tahun 792 Masehi berupa Prasasti Abhayagiriwihara. Prasasti itu menyebutkan seorang tokoh bernama Tejahpurnpane Panamkorono. Diperkirakan, dia adalah Rakai Panangkaran yang disebut-sebut dalam Prasasti Kalasan tahun 779 Masehi, Prasati Mantyasih 907 Masehi, dan Prasasti Wanua Tengah III tahun 908 Masehi. Rakai Panangkaran lah yang membangun candi Borobudur, Candi Sewu, dan Candi Kalasan. Meski demikian Situs Ratu Boko masih diselimuti misteri. Belum diketahui kapan dibangun, oleh siapa, untuk apa, dan sebagainya. Orang hanya memperkirakan itu sebuah bangunan keraton. Ia bukan berupa candi pada umumnya sebetulnya. Ia lebih menyerupai tempat tinggal fungsional. Dari hasil browsing, saya belum menemukan jawaban tepat mengenai fungsi situs Boko sebenarnya.

Meski didirikan oleh seorang Budha, istana ini memiliki unsur-unsur Hindu. Itu dapat dilihat dengan adanya Lingga dan Yoni, arca Ganesha, serta lempengan emas yang bertuliskan "Om Rudra ya namah swaha" sebagai bentuk pemujaan terhadap Dewa Rudra yang merupakan nama lain Dewa Siwa. Adanya unsur-unsur Hindu itu membuktikan adanya toleransi umat beragama yang tercermin dalam karya arsitektural. Memang, saat itu Rakai Panangkaran yang merupakan pengikut Budha hidup berdampingan dengan para pengikut Hindu.

Sedikit yang tahu bahwa istana ini adalah saksi bisu awal kejayaan di tanah Sumatera. Balaputradewa sempat melarikan diri ke istana ini sebelum ke Sumatera ketika diserang oleh Rakai Pikatan. Balaputradewa memberontak karena merasa sebagai orang nomor dua di pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno akibat pernikahan Rakai Pikatan dengan Pramudhawardani (saudara Balaputradewa. Setelah ia kalah dan melarikan diri ke Sumatera, barulah ia menjadi raja di Kerajaan Sriwijaya.

Peninggalan Sejarah Daerah Batutulis Bogor


Waw-waw-waw.. tegang juga mau ngeliat batu tulis yang famous mau digali itu.. tetapi begitu sampai di daerah Batutulis Bogor yang menarik perhatian pertama adalah Makam Embah Dalem Batutulis. Yang ternyata adalah makam seorang Wali penyebar agama Islam di daerah ini. menurut emak2 penjaga makam, Embah Dalem ini dikenal sebagai seorang yang dalam ilmunya, dalam ibadahnya, serta dalam yang baik-baiknya. Tapi saat ini makam Embah Dalem seringkali didatangi para peziarah yang datang untuk berdoa. Kalo kamu mau nyium bau menyan yang yahud, disarankan datang ke tempat ini. Oiya, diluarnya juga ada makam2 tua, entahlah makam siapa, mungkin pengikutnya atau tokoh setempat.

Caw dari makam, rombongan Aleut berjalan ditengah terik matahari untuk menyambangi Stasiun Batutulis yang old school. Sebuah stasiun kecil yang belum tersentuh renovasi. tapi tetep keren dengan artefak bekas rel tua didepannya.

Nah abis mengamati+foto2 di stasiun, Aleut pun menuju situs Arca Puragalih yang sayang sekali ditutup untuk umum, Mungkin takut ilang kali ya. Arca ini kelihatan dari jauh merupakan arca khas Hindu.

Dari arca Puragalih, kita jalan dikit ke Prasasti Batutulis yang kesohor. Batu Tulis dibuat semasa Suwawisesa, putra Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja (1521-1535) ketika berkuasa. Prasasti ini dipersembahkan untuk mendiang ayahnya untuk membanggakan silsilah serta kebesaran karya ayahnya.

Ketika itu, kawasan Batu Tulis dipergunakan untuk upacara agama, agar Sri Baduga Maharaja yang dianggap bersemayam dalam lingga (lambing kesuburan) mampu melindungi negara yang diancam musuh. Di kawasan Batu Tulis terdapat 15 buah peninggalan berbentuk batu dari jenis batu terasit yang terdapat di sepanjang aliran Cisadane. Enam batu di dalam cungkup, satu batu di teras dan delapan batu di bagian luar.

Kalimat prasasti berbunyi:
Wangna pun ini sakakala, prebu ratu purane pun, diwastu diya wingaran prebu guru dewataprana di wastu diya wingaran sri baduga maharaja ratu hajj di pakwan pajajaran seri sang ratu dewata pun ya nu nyusuk na pakwan diva anak rahyang dewa niskala sa(ng) sida mokta dimguna tiga i(n) cu rahyang niskala-niskala wastu ka(n) cana sa(ng) sida mokta ka nusalarang, ya siya ni nyiyan sakakala gugunungan ngabalay nyiyan samida, nyiyanl sa(ng)h yang talaga rena mahawijaya, ya siya, o o i saka, panca pandawa e(m) ban bumi 00.

Artinya :
Semoga selamat, ini tanda peringatan (untuk) Prabu Ratu almarhum Dinobatkan dia dengan nama Prabu Guru Dewataprana, dinobatkan (Iagi) dia dengan nama Sri Baduga Maharaja Ratu Aji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata. Dialah yang membuat parit (pertahanan) Pakuan.

Dia putera Rahiyang Dewa Niskala yang dipusarakan di Gunatiga, cucu Rahiyang Niskala Wastu Kencana yang dipusarakan ke Nusa Larang. Dialah yang membuat tanda peringatan berupa gunung-gunungan, membuat undakan untuk hutan Samida, membuat Sahiyang Telaga Rena Mahawijaya (dibuat) dalam Saka 1455.

Di komplek Prasasti juga dijumpai antara lain Batu Tapak (bekas telapak kaki Prabu Surawisesa), meja batu bekas tempat sesajen pada setiap perayaan, batu bekas sandaran tahta bagi raja yang dilantik, batu lingga tadi, dan lima buah tonggak batu yang merupakan punakawan (pengiring-penjaga-emban) dari batu lingga. Batu lingga ini adalah bekas tongkat pusaka kera*jaan Pajajaran yang melambangkan kesuburan dan kekuatan.

Makam Perwira Jerman era Nazi di Arca Domas Bogor


Dimanakah tepatnya tempat ini? wah kalo ditanya saya juga bingung. Karena meskipun nyetir sendiri, tapi terlalu konsen sama difficulty jalan yang nightmare. Pokoknya nggak jauh dari tugu Gadog, belok kanan, mblusuk2 terus sampai Desa Sukaresmi. Tapi tenang, jalannya udah aspal kok. Lokasinya juga segar dan bisa ngelihat Gn.Salak dari lokasi ini.

Kompleks makam ini terdiri dari 10 buah makam, dengan 2 diantaranya tidak diketahui apapun infonya, sehingga ditulislah Unbekant di nisannya alias Unknown.

Nah kenapa ada prajurit Jerman bisa sampai ke desa ini?

Sejarahnya erat kaitannya dengan U-boat, tipe kapal selam milik Jerman yang diterjunkan untuk membantai lawan di kawasan Asia. Singkat cerita, saat Jepang berkuasa tahun 1943, Jerman pun ikut serta menjaga Indonesia sebagai milik kawannya itu. Nggak tanggung-tanggung, Jerman mengirimkan 8 kapal selamnya, U-859 dan UIT-23 (kapal selam eks Italia yang diserahkan untuk Jerman di Singapura, 10 September 1943). Kapal-kapal selam tersebut dipasang di Teluk Benggala sebagai pengaman pintu masuk di Selat Malaka, yang memakai Sabang dan Penang sebagai pelabuhan sandar. Untuk mengawal Jawa hingga ke Laut Cina Selatan, di utara Jawa ditempatkan U-168 dan U-183. di Laut Selatan Jawa dipasang U-196. di perairan timur ditempatkan U-537. di samping itu, terdapat juga kapal-kapal selam U-195 dan U-219 yang turut mendukung operasi melawan Sekutu.

Sejarah Singkat Tan Malaka


JAKARTA - Pembongkaran sebuah makam di Kediri, Jawa Timur, Sabtu ini, yang diduga berisi jasad Tan Malaka, diharapkan dapat menguak misteri 60 tahun hilanganya pahlawan tersebut.

"Kalau jasad yang berada di dalam makam yang selama ini diduga milik Tan Malaka itu benar, berarti terkuak sudah secuil misteri Tan Malaka," ujar Taufik Abdullah, sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) saat berbincang dengan okezone, Sabtu (12/9/2009).

Taufik bercerita, pada 1949 tepatnya Februari, Tan Malaka hilang tak tentu rimbanya, mati tak tentu kuburnya di tengah-tengah perjuangan bersama Gerilya Pembela Proklamasi di Pethok, Kediri, Jawa Timur.

"Tapi akhirnya misteri tersebut terungkap juga dari penuturan Harry A Poeze, seorang Sejarawan Belanda yang menyebutkan bahwa Tan Malaka ditembak mati pada 21 Februari 1949 atas perintah Letda Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya," terangnya.

Direktur Penerbitan Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara atau KITLV itu kembali merilis hasil penelitiannya, bahwa Tan Malaka ditembak pasukan TNI di lereng Gunung Wilis, tepatnya di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri.

Keputusan Presiden Soekarno No 53 pada 28 Maret 1963 menetapkan bahwa Tan Malaka adalah seorang pahlawan kemerdekaan Nasional.

"Tapi yang aneh, ketika Soeharto berkuasa, Tan Malaka tidak pernah disebut-sebut, Tan Malaka dilupakan begitu saja oleh penguasa Orba," tutupnya.(ton)

Tan Malaka atau Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka (lahir di Nagari Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat, 19 Februari 1896 – meninggal di Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur, 16 April 1949 pada umur 53 tahun) adalah seorang aktivis pejuang nasionalis Indonesia, seorang pemimpin komunis, dan politisi yang mendirikan Partai Murba. Pejuang yang militan, radikal dan revolusioner ini banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dengan perjuangan yang gigih maka ia dikenal sebagai tokoh revolusioner yang legendaris.

Sejarah Operasi Trikora di Papua


Operasi Trikora, juga disebut Pembebasan Irian Barat, adalah konflik dua tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian barat. Pada tanggal 19 Desember 1961, Presiden Indonesia Soekarno mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta. Soekarno juga membentuk Komando Mandala. Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia.

Daftar isi
1 Latar belakang
2 Persiapan
2.1 Militer
2.2 Diplomasi
2.3 Ekonomi
3 Konflik bersenjata
3.1 Operasi-operasi Indonesia
3.2 Pertempuran laut Aru
3.3 Operasi penerjunan penerbang Indonesia
4 Akhir dari konflik
4.1 Persetujuan New York
4.2 Penentuan Pendapat Rakyat
4.3 Setelah penggabungan
5 Catatan kaki
6 Pranala luar

Latar belakang
Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Indonesia mengklaim seluruh wilayah Hindia Belanda, termasuk wilayah barat Pulau Papua. Namun demikian, pihak Belanda menganggap wilayah itu masih menjadi salah satu provinsi Kerajaan Belanda,[1] sama dengan daerah-daerah lainnya. Pemerintah Belanda kemudian memulai persiapan untuk menjadikan Papua negara merdeka selambat-lambatnya pada tahun 1970-an. Namun pemerintah Indonesia menentang hal ini dan Papua menjadi daerah yang diperebutkan antara Indonesia dan Belanda. Hal ini kemudian dibicarakan dalam beberapa pertemuan dan dalam berbagai forum internasional. Dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949, Belanda dan Indonesia tidak berhasil mencapai keputusan mengenai Papua bagian barat, namun setuju bahwa hal ini akan dibicarakan kembali dalam jangka waktu satu tahun.[2]
Pada bulan Desember 1950, PBB memutuskan bahwa Papua bagian barat memiliki hak merdeka sesuai dengan pasal 73e Piagam PBB.[3] Karena Indonesia mengklaim Papua bagian barat sebagai daerahnya, Belanda mengundang Indonesia ke Mahkamah Internasional untuk menyelesaikan masalah ini, namun Indonesia menolak. Setelah Indonesia beberapa kali menyerang Papua bagian barat, Belanda mempercepat program pendidikan di Papua bagian barat untuk persiapan kemerdekaan. Hasilnya antara lain adalah sebuah akademi angkatan laut yang berdiri pada 1956 dan tentara Papua pada 1957. Sebagai kelanjutan, pada 17 Agustus 1956 Indonesia membentuk Provinsi Irian Barat dengan ibukota di Soasiu yang berada di Pulau Tidore, dengan gubernur pertamanya, Zainal Abidin Syah yang dilantik pada tanggal 23 September 1956.[4]

Sejarah Singkat Perekonomian Aceh pada Masa Kolonial


Dalam rangka membangun kembali perekonomian dalam negeri Aceh yang hancur akibat peperangan, pemerintah kolonial Belanda membuat kebijakan membuka Aceh bagi modal-modal Barat, dan juga berusaha memperbaiki sektor pertanian lokal dengan menggalakkan penanaman kembali tanaman seperti lada dan beras yang telah banyak menghasilkan pada periode sebelum Perang Aceh. Modal-modal swasta Barat banyak bergerak di bidang pertambangan minyak dan sektor perkebunan, sementara lada dan beras masih menjadi ciri khas perekonomian tradisional. Lahan baru dibuka untuk meningkatkan produksi, kemudian pemerintah kolonial juga mendatangkan penyuluh-penyuluh pertanian dari luar daerah demi meningkatkan kualitas tanaman. Hal tersebut merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak kolonial untuk memperbaiki perekonomian masyarakat Aceh. Sedangkan, kegiatan perkebunan yang dilakukan oleh sektor swasta baru marak setelah tahun 1900-an, dan untuk eksplorasi minyak sendiri telah dilakukan pada tahun 1882 dan baru memperlihatkan hasil sekitar tahun 1890 yang kemudian berkembang lagi setelah tahun 1900-an.

Boeke berpendapat bahwa terdapat dua jenis kegiatan ekonomi yang bergerak pada periode itu, yaitu ekonomi lokal dan ekonomi asing, yang keduanya berjalan sendiri-sendiri secara beriringan tanpa campur tangan satu sama lain. Seperti yang telah disebutkan, ekonomi lokal bergerak pada perkebunan rakyat seperti lada dan tanaman pangan yaitu padi, sedangkan ekonomi swasta memegang kendali pada sektor tambang terutama minyak.. Namun pendapat ini berusaha disanggah oleh penulis lain, seperti yang telah diungkapkan oleh Kelley dan Williamson, mereka berpendapat bahwa pasti terdapat respon dari perekonomian tradisional terhadap masuknya perekonomian swasta ke tanah Aceh, baik positif maupun negatif. Sisi positifnya tentu saja kedua perekonomian tersebut dapat bercampur dan bekerja sama, dan sisi negatifnya, seperti yang telah diungkapkan Boeke, keduanya gagal bercampur. Namun pada prakteknya, memang kedua jenis kegiatan tersebut tidak selamanya berjalan sendiri-sendiri, pasti terdapat hubungan antara keduanya pada titik tertentu..Furnivall menjelaskan bahwa dualistik ekonomi memang terjadi di Aceh, tetapi tetap ada pertemuan diantara keduanya. Ketika sektor swasta membutuhkan pasokan bahan makanan bagi pekerja-pekerjanya yang mayoritas berasal dari luar Aceh, tentu yang bisa diharapkan untuk memenuhi hal tersebut adalah petani-petani pribumi, di sinilah keduanya bertemu. Pasar menjadi titik pertemuan antara ekonomi tradisional dan ekonomi swasta asing, yang kemudian menyandingkan keduanya pada relasi komersial. Relasi komersial ini hanya sebatas pada pemenuhan kebutuhan oleh sektor domestik kepada sektor swasta. Selain itu, budaya masyarakat Aceh yang sangat dipengaruhi oleh tradisi Islam pada waktu itu tidak memungkinkan mereka untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dari pertemuan tersebut, karena Islam sangat mengharamkan riba’. Begitupun yang terjadi di internal ekonomi tradisional, menurut Boeke, tradisi tersebut membuat masyarakat pribumi Aceh tidak begitu termotivasi untuk mencari keuntungan material dari sesamanya. Inilah yang kemudian mencirikan ekonomi tradisional Aceh yang hanya berdasar pada relasi kultural dan sosial, dan jauh dari sisi komersial.

Naskah Tanjung


Naskah Tanjung Tanah merupakan kitab undang-undang yang dikeluarkan oleh kerajaan Melayu pada abad ke-14 untuk menetapkan hukum di bumi Kerinci. Naskah yang ditulis di keraton Dharmasraya dengan menggunakan tulisan Sumatra Kuno adalah naskah Melayu yang tertua.

Temuan
Filolog Belanda Petrus Voorhoeve telah menemukan naskah ini pada tahun 1941. Naskah itu kemudian ditransliterasi (dialihaksarakan) oleh Prof. Dr. Poerbatjaraka. Pada tahun 2002 Prof. Dr. Uli Kozok membawa sampel naskah ini ke Wellington, Selandia Baru untuk diperiksa di laboratorium agar dilakukan penanggalan radiokarbon. Hasil penhgujian ini memperkuat dugaan Kozok bahwa naskah Tanjung Tanah adalah naskah Melayu yang tertua.

Sejarah Benteng Malboro di Bengkulu


FORT Marlborough dibangun Perusahaan India Timur di bawah kepemimpinan Gubernur Joseph Callet. Benteng ini menghadap Selatan dan memiliki luas 44.100 meter persegi. Bentuk benteng abad XVIII (1914) ini menyerupai kura-kura. Pintu utama dikelilingi parit luas dan tersambung dengan jembatan ke gerbang dalam. Menurut masyarakat sekitar, benteng ini memiliki pintu keluar bawah tanah.

Fort Marlborough adalah peninggalan terbesar Inggris terbesar di Indonesia. Benteng Marlborough sesungguhnya bukan sekadar benteng pertahanan militer, karena ia dibangun demi kepentingan perdagangan; penjamin kelancaran suplai lada bagi perusahaan dagang Inggris, East India Company, serta pengawasan jalur pelayaran dagang melalui Selat Sunda. Benteng berperan ganda: markas pertahanan militer sekaligus kantor pusat perdagangan dan pemerintahan Inggris.

Bengkulu merupakan ibu kota wilayah presidensi (kumpulan wilayah residen) Inggris di pesisir barat Sumatera. Wilayah itu dikendalikan dari Benteng Marlborough. Inggris sebelumnya juga membangun benteng serupa dengan fungsi dan peran lebih besar di Madras, India, yaitu Fort St George. Dari Madras inilah, East India Company mengembangkan pengaruh ke Asia Pasifik, termasuk Bengkulu.

Fort Marlborough dihuni oleh pegawai sipil dan tentara Inggris. Dalam catatan British Library, Oriental and India Office Collections tahun 1792 terdapat 90 pegawai sipil dan militer tinggal dan bekerja dalam Benteng Marlborough. Para petinggi atau perwira senior tinggal dalam lingkungan benteng bersama keluarga. Benteng ini menyerupai hunian dalam kota kecil dengan tembok tebal. Seperti layaknya kehidupan bermasyarakat, catatan-catatan menyangkut perkimpoian, pembaptisan, dan kematian "penduduk" benteng ini pun masih dapat tersimpan.

Sejarah Prasasti Kota Kapur


Prasasti Kota Kapur adalah hasil penggalian arkeologi yang ditemukan di pesisir barat Pulau Bangka. Prasasti ini dinamakan menurut tempat penemuannya yaitu sebuah dusun kecil yang bernama "Kotakapur" . Tulisan pada prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan menggunakan bahasa Melayu Kuna, serta merupakan salah satu dokumen tertulis tertua untuk bahasa Melayu. Prasasti ini ditemukan oleh J.K. van der Meulen pada bulan Desember 1892.

Prasasti ini pertama kali dianalisis oleh H. Kern, seorang ahli epigrafi bangsa Belanda yang bekerja pada Bataviaasch Genootschap di Batavia. Pada mulanya ia menganggap "Śrīwijaya" adalah nama seorang raja. George Coedes lah yang kemudian berjasa mengungkapkan bahwa Śrīwijaya adalah nama sebuah kerajaan besar di Sumatra pada abad ke-7 Masehi, yaitu kerajaan yang kuat dan pernah menguasai bagian barat Nusantara, Semenanjung Malaysia, dan Thailand bagian selatan.

Isi prasasti

Prasasti Kota Kapur adalah salah satu dari lima buah batu prasasti kutukan yang dibuat oleh Dapunta Hiyaŋ, seorang penguasa dari Kadātuan Śrīwijaya. Inilah isi lengkap dari Prasasti Kota Kapur, seperti yang ditranskripsikan dan ditejemahkan oleh Coedes:

Keberhasilan !

Wahai sekalian dewata yang berkuasa, yang sedang berkumpul dan melindungi Kadātuan Śrīwijaya ini; kamu sekalian dewa-dewa yang mengawali permulaan segala sumpah !

Bilamana di pedalaman semua daerah yang berada di bawah Kadātuan ini akan ada orang yang memberon*tak yang bersekongkol dengan para pemberontak, yang berbicara dengan pemberontak, yang mendengarkan kata pemberontak;

yang mengenal pemberontak, yang tidak berperilaku hormat, yang tidak takluk, yang tidak setia pada saya dan pada mereka yang oleh saya diangkat sebagai datu; biar orang-orang yang menjadi pelaku perbuatan-perbuatan tersebut mati kena kutuk biar sebuah ekspedisi untuk melawannya seketika di bawah pimpinan datu atau beberapa datu Śrīwijaya, dan biar mereka

dihukum bersama marga dan keluarganya. Lagipula biar semua perbuatannya yang jahat; seperti meng*ganggu :ketenteraman jiwa orang, membuat orang sakit, membuat orang gila, menggunakan mantra, racun, memakai racun upas dan tuba, ganja,

saramwat, pekasih, memaksakan kehendaknya pada orang lain dan sebagainya, semoga perbuatan-perbuatan itu tidak berhasil dan menghantam mereka yang bersalah melakukan perbuatan jahat itu; biar pula mereka mati kena kutuk. Tambahan pula biar mereka yang menghasut orang

supaya merusak, yang merusak batu yang diletakkan di tempat ini, mati juga kena kutuk; dan dihukum langsung. Biar para pembunuh, pemberontak, mereka yang tak berbakti, yang tak setia pada saya, biar pelaku perbuatan tersebut

mati kena kutuk. Akan tetapi jika orang takluk setia kepada saya dan kepada mereka yang oleh saya diangkat sebagai datu, maka moga-moga usaha mereka diberkahi, juga marga dan keluarganya

Sejarah Istana Maimun


Istana Maimun telah dinobatkan sebagai bangunan terindah di Kota Medan, Sumatera Utara. Terletak di kawasan Jl. Brigjen Katamso, istana megah ini selesai dibangun sekitar tahun 1888 dan merupakan warisan dari Sultan Deli Makmun Al Rasyid Perkasa

Alamsyah. Sapuan warna kuning pada gedung ini merupakan warna khas Melayu.

Arsitekturnya yang unik adalah daya tarik utama dari Istana Maimun. Pengaruh Eropa terlihat jelas pada balairung atau ruang tamu, jendela, pintu dan sebuah prasasti di depan tangga yang bertuliskan huruf Latin, berbahasa Belanda. Sedangkan, ciri Islam muncul pada atapnya yang bergaya Persia yang melengkung, style yang banyak dijumpai pada bangunan-bangunan di kawasan Timur Tengah.

Profil Rumah Sejarah di Lanud Suryadarma


Rumah Sejarah. Demikian nama museum yang sampai saat ini tetap eksis walaupun telah berusia setengah abad lebih sebagai tempat bekas perundingan Belanda dan Jepang tahun 1942. Rumah Sejarah itulah yang menjadi saksi bisu penyerahan kekuasaan Belanda yang telah menjajah Indonesia selama 350 tahun kepada Jepang tanggal 8 Maret 1942. Lokasi Rumah Sejarah terletak di Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Suryadarma, Kalijati, Subang, Jawa Barat sekitar 133 kilometer arah timur Ibukota Jakarta dengan sekitar 2 jam perjalanan darat. Kondisi bangunannya tetap terjaga karena sejak kemerdekaan berada dalam Pangkalan Udara (PU) Militer bernama PU Kalijati (berganti menjadi Lanud Suryadarma sejak 7 September 2001).

Rumah Sejarah pada awalnya dibangun tahun 1917 untuk rumah dinas Perwira Staf Sekolah Penerbang Hindia Belanda di PU Kalijati. Guna mengenangnya sebagai tempat bersejarah, pada tanggal 21 Juli 1986 atas inisiatif Komandan Lanud Kalijati saat itu, Letkol Pnb Ali BZE meresmikannya sebagai sebuah museum dengan nama “Rumah Sejarah”. Dengan demikian generasi penerus bangsa akan mengetahui tempat tersebut sebagai tempat penyerahan kekuasaan penjajahan Belanda kepada Jepang.

Sejak diresmikannya “Rumah Sejarah” tersebut, memori terhadap peristiwa bersejarah itu khususnya dari para pelaku perjuangan kemerdekaan tanah air kembali terkenang. Hal ini terbukti dengan diperingatinya 60 tahun berakhirnya era penjajahan Belanda di Rumah Sejarah itu pada tanggal 9 Maret 2002 oleh Yayasan 19 September 1945 dan Yayasan Ermelo 96 sebagai paguyuban para pelaku perjuangan kemerdekaan. Acara tersebut dihadiri juga beberapa pejabat pemerintah dan pejabat teras Markas Besar TNI Angkatan Udara termasuk Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Hanafi Asnan.

Sejarah Singkat Pemberontakan Rakyat Silungkang


Kirimkan seiris dagingku untuk Ratu Wihelmina

Senen, 18 Desember 2005, kira-kira pk. 13 sesudah menghadiri Mubes Gebu Minang ke IV, saya (usia 61.5 th) duduk sendirian di bangku panjang, di simpang tigo Muaro Kalaban (persimpangan jalan Trans Sumatera untuk menuju kota Sawah Lunto) menunggu bus AKAP jurusan Padang-Jakarta.
Sambil menunggu, saya ingin mengobrol dengan rakyat badarai, untuk mencocokkan informasi yang didapat selama Mubes kemarin.

Tak banyak orang lain di situ, kecuali seorang calo bus yang baik hati dan beberapa tukang ojek, sedangkan lainnya adalah para penumpang jarak dekat di kabupaten Sawahlunto-Sijunjuang yang berganti bus atau naik ojek tiap sebentar.

Karena tak ada kawan maota, maka muncul ingatan kepada buku yang pernah saya baca kira-kira duapuluh tahun yang lalu. Buku itu menceritakan pengalaman pribadi seorang pelaku pemberontakan Silungkang 1927. Ditulis oleh pelakunya sendiri yaitu Bapak Abdul Muluk.

Di buku tersebut diceritakan secara mendetail bagaimana raso emosi yang menguasai peserta rapat persiapan di Ngalau Basurek yang mengawali pemberontakan.
Untuk diketahui kita semua, bahwa pemberontakan tersebut secara organisatoris tidak disetujui oleh pimpinan Serikat Rakyat di Pd. Panjang maupun oleh Tan Malaka selaku pimpinan nasionalnya. Oleh sebab itu, pemberontakan ini adalah murni perlawanan anak-nagari terhadap kolonialis Belanda.

Selanjutnya cerita tentang ketahanan iman alm. Kamaruddin Mangguluang dkk. saat menghadapi tiang gantungan di pasar Silungkang.

Sebelum menaiki tiang gantungan, dengan keyakinan yang teguh, tanpa penutup mata Kamaruddin Mangguluang, salah seorang pimpinan pemberontakan, meminta seiris daging jenazahnya agar dikirimkan kepada Wihelmina, ratu Belanda.

Permintaan ini, menyiratkan pesan untuk kerajaan Belanda yang selama ini telah menghisap darah-daging anak-nagari dan selanjutnya makanlah juga bangkaiku.
Almarhum juga menolak ulama yang disediakan untuk mendampingi kematiannya.
Ulama itu dianggapnya sebagai kaki tangan Belanda, Allahu akbar, Allahu akbar...........

Januari tanggal satu, tahun1927, pukul 11 malam, ketika itu musim penghujan, udara dingin sekali. Dalam kondisi demikian, barisan demi barisan para pejuang (sehari-hari mereka bekerja sebagai petani atau panggaleh di kampuangnya) dari nagari-nagari Silungkang, Taruang-taruang, Siaro-aro serta nagari-nagari lain di sekitar dengan berjalan kaki menuju kota tambang Sawahlunto.

Mereka berjalan tanpa alas kaki di jalanan yang belum beraspal seperti sekarang ini.
Semuanya pria berusia antara 17 sd 50 tahun, sebagian mengenakan pakaian silat dan yang lain berpakaian seadanya saja, layaknya pakaian petani kala itu.
Setiap orang mempersenjatai diri-sendiri secara sukarela sesuai dengan kemampuannya masing-masing, membawa klewang, tombak, rudus, belati, senapang balansa, granat buatan sendiri dengan tujuan hanya satu, yaitu merebut kota Sawahlunto dari tangan penjajah Belanda.

Entah raso senasib-sepenanggungan atau raso berkaum-bernagari yang memotivasi ribuan pemuda kampung yang belum pernah berlatih perang tersebut menuju kota Sawahlunto, sulit bagi kita memahaminya dengan pemikiran jaman sekarang.


Satu-satunya imbalan atau bayaran tak langsung yang didapat para anggota barisan ialah makan malam dalam perjamuan besar yang disediakan oleh Sampono Kayo, saudagar kaya di rumahnya, di pangkal titian, di nagari Silungkang sebelum berangkat perang.

Sejarah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu


Sungguh tiada dapat dipungkiri bahwa kharisma, ketauladanan dan kematangan jiwa sebagai seorang pemimpin besar yang terdapat pada diri Ir. Soekarno – Sang Proklamator dan Presiden Pertama Republik Indonesia – merupakan hasil dari rangkaian proses yang penuh dengan pahit getirnya perjuangan. Seluruh romantika itu seolah harus beliau alami sebagai prasyarat untuk mengambil ‘tuah’ untuk mengayomi seluruh rasa dan gelora Bangsa Indonesia yang akan dipimpinnya di kemudian hari. Lembaran-lembaran kehidupan telah ‘mengasah’, ‘mengasih’ dan ‘mengasuh’ beliau hingga akhirnya muncul dari inti bumi, menjadi ‘mutiara pertiwi’ yang menyinari perjuangan bangsa dengan hati dan jiwa yang tetap membumi.

Salah satu lembar penitis ’tuah’ kepemimpinan itu adalah perjalanan pengasingan ‘Sang Maestro’ di Bengkulu. Dengan tendensi untuk membuat perjuangan beliau mati, penjajah Kolonial Belanda mengirim Ir. Soekarno ke Bumi Raflesia yang saat itu sangat terpencil dan merupakan wilayah ex-kolonialisme Inggris yang ditukar guling oleh Belanda dengan pulau kecil Singapura di Selat Malaka.

Namun siapa nyana, ternyata di tempat ini justru beliau menerima ‘wangsit keagungan’-nya sebagai ‘kusuma’ bangsa. Hari-hari di pengasingan ternyata bukan lah hari-hari yang kelam dan sia-sia. Namun justru menjadi hari-hari yang membuat beliau mendapatkan banyak ’mukjizat’. Dari bumi ’Bengkulen’ ini Sang Proklamator mendapatkan titisan Pemimpin Besar Nusantara yang disegani oleh seluruh penjuru dunia. Konon, berbagai spirit pusaka dari Bengkulu selalu menjadi bagian penting dalam kepemimpinan beliau.

Lebih dari itu, kepemimpinan ’Sang Bapak Bangsa Indonesia Sepanjang Masa’ ini seolah tiada dapat dipisahkan dari kesempurnaan yang begitu indah dari keteduhan sekeping hati seorang Putri Bengkulu, Fatmawati. Kehangatan jiwa seorang Fatmawati menjadi penyempurna segala kebahagiaan dan penghapus segala keluh ’Sang Pemimpin’ dalam meretas bulir demi bulir keringat perjuangan kemerdekaan bangsa.
Dalam segala kesederhanaannya, ’Sang Bunga Pertiwi’ tampil menjadi ’sandaran hati’ kebanggaan sang suami; menjadi ibu yang mengayomi seluruh anak negeri. Perjuangan merebut kemerdekaan yang ditasbihkan dengan pernyataan ’Proklamasi Kemerdekaan’ oleh Sang Proklamator disempurnakan dengan begitu indah oleh ’Bu Fat’ dengan lentik jari mungilnya yang halus kuning langsat merangkai lembaran kain ’Merah Putih’ – Bendera Pusaka. Amanah rakyat sebagai Presiden Pertama RI yang harus diemban ’Bung Karno’ disempurnakan dengan begitu tulus dan bersahaja oleh Fatmawati sebagai Ibu Negara pertama Indonesia.

Sejarah Momumen Pancasila Sakti atau Monumen Pahlawan Revolusi


Monumen Pahlawan Revolusi dibangun atas gagasan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto. Dibangun diatas tanah seluas 14,6 hektar. Monumen ini dibangun dengan tujuan mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis.

Keenam pahlawan revolusi tersebut adalah:

* Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani,
* Mayjen TNI R. Suprapto
* Mayjen TNI M.T. Haryono
* Mayjen TNI Siswondo Parman
* Brigjen TNI DI Panjaitan
* Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo

Jenderal TNI A.H. Nasution juga disebut sebagai salah seorang target namun dia selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan AH Nasution, Lettu Pierre Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.

Monumen yang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur ini, berisikan bermacam-macam hal dari masa pemberontakan G30S - PKI, seperti pakaian asli para Pahlawan Revolusi.

Sejarah Monas | Monumen Nasional


Monas (Monumen Nasional)

Monumen Nasional yang terletak di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, dibangun pada dekade 1961an.

Tugu Peringatan Nasional dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Soedarsono dan Frederich Silaban, dengan konsultan Ir. Rooseno, mulai dibangun Agustus 1959, dan diresmikan 17 Agustus 1961 oleh Presiden RI Soekarno. Monas resmi dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.

Pembagunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terbangkitnya inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang.

Tugu Monas yang menjulang tinggi dan melambangkan lingga (alu atau anatan) yang penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Semua pelataran cawan melambangkan Yoni (lumbung). Alu dan lumbung merupakan alat rumah tangga yang terdapat hampir di setiap rumah penduduk pribumi Indonesia.

Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur
[sunting] Konstruksi dan Pameran
Monas pada Hari Kermedekaan 2007

Bentuk Tugu peringatan yang satu ini sangat unik. Sebuah batu obeliks yang terbuat dari marmer yang berbentuk lingga yoni simbol kesuburan ini tingginya 132 m.

Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35kg. Lidah api atau obor ini sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan.

Pelataran puncak dengan luas 11x11 dapat menampung sebanyak 50 pengunjung. Pada sekeliling badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta. Arah ke selatan berdiri dengan kokoh dari kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil berserakan. Bila menoleh ke Barat membentang Bandara Soekarno-Hatta yang setiap waktu terlihat pesawat lepas landas.

Dari pelataran puncak, 17 m lagi ke atas, terdapat lidah api, terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton dan berdiameter 6 m, terdiri dari 77 bagian yang disatukan.

Pelataran puncak tugu berupa "Api Nan Tak Kunjung Padam" yang berarti melambangkan Bangsa Indonesia agar dalam berjuang tidak pernah surut sepanjang masa. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 m dan ruang museum sejarah 8 m. Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45x45 m, merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI (17-8-1945).

Sejarah Nasional | Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[4]. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.

Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.[5]

10 Cara Belajar Efektif Saat Mau Ujian


1. Pilih Waktu Belajar yang Tepat
Waktu belajar yang paling pas adalah pada saat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar yang sama. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.

2. Bangun Suasana Belajar Yang Nyaman
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.

3. Kembangkan Materi Yang Sudah di Pelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis

4. Mencatat Pokok-Pokok Pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.

5. Membaca Adalah Kunci Belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.

Tips Belajar Efektif dan Cara Menjadi Pintar


1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghapal
Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.

2. Membaca adalah kunci belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.

3. Mencatat pokok-pokok pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.

4. Hapalkan kata-kata kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

Tips Mendidik Anak Untuk tidak Menjadi Perokok


Akhir-akhir ini kita sering liat anak yang belum waktunya ngerokok kayak anak SMA, SMP, bahkan ga jarang anak SD udah akrab dengan rokok. jujur saya sendiri mulai merokok pertama kali waktu SMP dan sekarang pas udah kuliah alhamdulillah berhenti.

akhir-akhir ini jujur saya makin miris sama anak-anak muda harapan bangsa yang udah ngerokok di usia muda. dan yang paling parah mereka udah blak-blakan ngerokok di depan umum. waktu saya ngerokok jaman SMP, saya masih ngumpet-ngumpet di dalem warung karena malu kalo ketauan. sementara sekarang anak-anak SMP bahkan saya juga ga jarang liat anak SD dengan bangganya ngerokok di depan umum tanpa tau yang mereka lakukan. 

berikut tips mendidik anak untuk tidak menjadi perokok :

Penelitian - Penelitian Unik Tentang Cinta


1. Pria Lebih Menyukai Wanita yang Diputuskan Pacarnya
Penemuan dari University of Michigan menyebutkan bahwa pria lebih tertarik mendekati wanita yang dicampakkan kekasihnya. Para ahli berspekulasi, ketika pria yang berinisiatif memutuskan hubungan, hal itu akan menunjukkan dominasinya terhadap lawan jenis. Dengan demikian, pria akan menganggap wanita yang diputuskan akan lebih mudah dikontrol.

2. Anda Bisa Mendeteksi Tukang Selingkuh dari Suaranya
Dalam sebuah studi, para peneliti meminta sekitar 120 pria dan wanita untuk menyuarakan huruf vokal dengan nada yang berbeda-besa. Dari hasil penelitian diketahui, wanita cenderung mengasosiasikan suara rendah pria dengan perilaku berselingkuh. Sementara bagi responden pria, wanita bernada tinggilah yang suka selingkuh. Meskipun aneh, hasil penemuan tersebut dianggap masuk akal dalam perspektif biologis. Nada yang lebih rendah, berarti memiliki level testosteron yang tinggi. Dengan level hormon testosteron yang tinggi membuat pria cenderung tidak pilih-pilih dalam menentukan pasangan (baca: mudah jatuh cinta).

3. Pria Dandan Lebih Lama daripada Wanita
Penelitian yang dilakukan Travelodge --perusahaan jaringan hotel raksasa-- menemukan bahwa pria bisa menghabiskan waktu rata-rata 81 menit per hari untuk merawat tubuh, seperti membersihkan, menyegarkan dan melembabkan wajah, bercukur, menata rambut dan memilih pakaian. Sementara wanita hanya memerlukan waktu 75 menit sehari untuk menata rambut, memilih pakaian dan memakai make-up.

4. Wanita Lebih Mudah Mengingat Sesuatu Jika Dikatakan dengan Suara yang Dalam
Wanita bisa lebih akurat mengingat sebuah objek, jika objek tersebut diperkenalkan oleh pria dengan suara yang dalam. Studi yang dilakukan David Smith dan timnya dari University of Aberdeen, Inggris, menunjukkan bahwa suara pria yang dalam dan rendah lebih maskulin dan penting baik dalam pemilihan pasangan maupun akurasi memori pada wanita.

Membaca Pikiran Wanita Saat Bercinta


Mengintip apa isi pikiran wanita saat sedang mengalami kepuasan bercinta mungkin dinilai mustahil bagi banyak orang. Namun, berkat scan yang dikembangkan para ilmuwan Amerika, menyelinap ke dalam pikiran wanita yang tengah menikmati sensasi klimaks kini bukanlah hal yang mustahil.

Peneliti Rutgers University telah menemukan, gairah seksual bisa memengaruhi sistem saraf wanita sedemikian rupa sehingga saat merasakan orgasme menimbulkan kenikmatan yang luar biasa.

Seperti dikutip dari laman Times of India, para peneliti menyatakan, klimaks memengaruhi hingga 30 bagian berbeda dari otak, termasuk bagian otak yang bertanggung jawab mengatur emosi, sentuhan, kepuasan sukacita, dan memori.

Para peneliti meminta delapan wanita untuk merangsang diri sambil berbaring di bawah selimut di dalam sebuah pemindai Magnetic Resonance Imaging (MRI), mesin terowongan, seperti sering digunakan untuk mendeteksi tumor otak.

Kebanyakan wanita membutuhkan waktu kurang dari lima menit untuk mencapai orgasme, meskipun beberapa wanita sering membutuhkan waktu lebih lama, sekitar 20 menit. Selama waktu itu, pemindai MRI mengambil gambar dari otak mereka setiap dua detik untuk menunjukkan bagian mana yang menjadi aktif selama orgasme.

Pusar, Titik Rangsang Mengejutkan!



PERNAHKAH Anda memainkan jari di daerah pusar? Apakah Anda merasakan sensasinya hingga ke daerah genital? Itulah mengapa pusar menjadi salah satu titik rangsang mengejutkan.

Pusar adalah titik erotis, begitu juga struktur di tengah perut antara pusar dan perut bagian bawah. Pada wanita, pusar dan klitoris memiliki banyak persamaan. Ketika masih dalam kandungan, keduanya tumbuh dari jaringan yang sama, sehingga keduanya terhubung oleh saraf yang sama ketika wanita sudah dewasa.

Daerah ini paling pas untuk disentuh, dibelai, dan dicium. Kelitiki pula pusarnya dengan ujung jari Anda, mulai gerakan lembut hingga cukup keras. Stimulasi pada daerah ini menciptakan sensasi yang menjalar dari pusar, daerah sekitarnya, hingga ke bagian bawah. Demikian seperti okezone nukil dari Times of India.

Para pria, wanita memerlukan foreplay sebelum mencapai puncak sebenarnya. Nah, belaian adalah sarana sensual untuk mencapai rangsangan mental sebelum rangsangan fisiknya. Kalau ingin menghidupkan sensualitasnya, rangsangan di pusar dan perut bagian bawah adalah sangat tepat.

Ciri Wanita Bernafsu Seks Tinggi


Ciri-Ciri dan Tanda Wanita yang Nafsu Seksnya Tinggi

Siapa sih yang nggak doyan seks? Mau cewek atau cowok semua pasti doyan seks. Hal ini adalah wajar, karena manusia punya nafsu, sebuah anugerah dari sang pencipta, hanya yang nggak normal saja yang mungkin tidak punya nafsu.

Tapi kalau ditanya cewek mana sih yang maniak banget sama yang namanya seks, alias nafsu seksnya tinggi, ini jawabannnya.

Dijelaskan Ciri cewek maniak seks banyak dicari para pria tipe petualang. Sebagian pria suka kepada wanita sensual yang maniak seks (baca: trengginas). Diharapkan semua keinginan dan fantasi pria bisa terpenuhi.

Meski setiap wanita pada dasarnya sama dan bisa memenuhi keinginan pria, tetapi kadar kualitas, tingkat ketrengginasan, kebringasan, kenakalan, ataupun keliaran wanita berbeda-beda. Wanita yang lemah-lembut dan cenderung alim soal seks, tentu tidak sehebat servis yang diberikan oleh wanita tipe trengginas atau maniak seks.

Bagi pria model moderat dan menginginkan permainan seks yang wajar-wajar saja, tentu tidak menuntut banyak kepada wanita. Bagi pria yang suka berfantasi dan cenderung hiperseks, biasanya mendambakan tipe wanita yang “liar” dalam seks.

Terlebih buat pria yang suka nonton film blue, tentu mendambakan hubungan intim mirip seperti di film blue. Untuk mendapatkan sesuai yang didambakan, silakan memperhatikan ciri khas wanita yang trengginas seks berikut ini.

1. Mampu Mengobarkan Gairah Seks Sendiri
Wanita jenis ini mampu mengobarkan api asmaranya sendiri tanpa lama-lama menunggu dirangsang pria. Survei menunjukkan wanita jenis ini mampu berfantasi yang mengundang gairah. Misalkan, mengandaikan diri telanjang atau setengah telanjang di tempat umum atau di mana saja, sehingga mata lelaki menjadi jelalatan atau penasaran.

Fakta Unik Tentang Hari Valentine


17 Fakta Unik Tentang Valentine

1. Apakah Anda tahu bahwa asal usul hari Valentine tidak hanya satu? Salah satu yang paling terkenal di ilhami dari nama Valentine / Valentinus seorang saint Romawi yang dihukum mati pada 14 Februari 270 Masehi. St. Valentine dibunuh karena diam-diam menikahkan pasangan yang merupakan larangan dari Kaisar Romawi.Kaisar melarang perkimpoian setelah para lelaki Romawi menolak wajib militer dan lebih senang tinggal di rumah dengan istri mereka.

2. Apakah Anda tahu Nama Valentine berasal dari kata Latin yang berarti keberanian?

3. Apakah Anda tahu bahwa orang-orang telah mengirim ayat-ayat cinta untuk orang yang mereka cintai pada hari Valentine sejak lama dimulai pada Abad Pertengahan? Sebuah kartu ucapan hari Valentine tertua dikirim pada tahun 1400-an, dan saat ini disimpan di museum London Inggris. Kartu tersebut dikirim oleh Duke of Orleans kepada istrinya di Perancis. Duke saat itu dalam keadaan dipenjara di Menara London. 

4.Tahukah Anda bahwa warga Amerika ternyata menjadi pengirim kartu ucapan terbanyak dalam hari Valentine? Mereka mengirim lebih dari 180 juta kartu Valentine ! 

5. Tahukah Anda bahwa kartu ucapan Valentine mulai aktif terkirim di Amerika dimulai dari tahun 1700?

6. Tahukah Anda Kartu ucapan Valentine di Amerika pertama kali dibuat oleh Esther Howland? Ia hidup di Massachusetts pada tahun 1840 dan menjual seharga $ 35 per kartu. 

7. Apakah Anda tahu bahwa 65 persen rumah tangga di Amerika mengirim atau bertukar kartu ucapan Valentine? 

8. Apakah Anda tahu Hallmark sebuah perusahaan memproduksi lebih dari 1.300 ragam jenis kartu hari Valentine yang berbeda?

9. Tahukah Anda 14 Februari adalah hari libur kedua yang paling populer setelah Natal di Amerika? 

Tips Sehat Minum Kopi


Bagiku, teman terbaik ngeblog di pagi hari adalah kopi. Pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi -red) sering aku menanyakan tentang kebiasaan mereka minum kopi. Bukan hal yang mengejutkan kalau pada kenyataannya mereka rata-rata minum 5 cangkir kopi sehari! Lalu aku pun menyarankan mereka untuk meninggalkan kebiasaan minum kopi, padahal kopi dari Indonesia memiliki cita rasa yang tinggi dan digemari di seluruh dunia. Rugi? Nah, sebelum bergabung dengan kelompok orang yang tidak boleh minum kopi dan hanya bisa menelan ludah melihat orang lain mengecup si hitam manis ini, ada baiknya kita ketahui “7 Tips Sehat Minum Kopi” berikut:

1. Dosis
Memang belum ada ukuran yang pasti untuk dosis kopi yang boleh dikonsumsi orang. Namun kebanyakan penelitian mengungkapkan bahwa minum 300 mg caffeine (sekitar 1 sampai 3 cangkir kopi sehari) tidak memberikan efek negative pada kebanyakan orang sehat.

2. Sinyal Bahaya
Ketika mereguk kopi memang terasa nikmat, namun sering kali diikuti dengan sejuta rasa bersalah. Kenali sinyal bahaya kopi sehingga kita tahu kapan harus berhenti minum kopi. Sinyal bahaya itu antara lain: gelisah, jantung berdebar, gangguan tidur dan gangguan mood (mis: cepat marah). Seorang peminum kopi yang menghentikan kebiasaan minum kopinya dapat mengalami “caffeine withdrawal” yang ditandai oleh sakit kepala berdenyut, namun gejala ini akan hilang setelah 24-48 jam atau mendapat caffeine dosis baru.

3. Dengarkan Respon Tubuh
Setiap orang memiliki batasan sendiri mengenai konsumsi caffeine. Kebanyakan orang dapat mengkonsumsi 2 cangkir kopi sehari tanpa masalah. Namun ada pula yang mengalami efek buruknya dengan jumlah konsumsi kopi yang sama. Ada yang bercerita setelah minum secangkir kopi menjadi tak dapat tidur sepanjang malam, sebaliknya ada yang tertidur pulas setelah minum kopi. So, cara terbaik adalah dengarkan respon tubuh sendiri!

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...