Laman

10 Keajaiban yang Terdapat dalam Tubuh Manusia


1. Manusia kehilangan 45-60 helai rambut setiap harinya , tetapi karena manusia memiliki 125.000 helai rambut baru setiap harinya kita sebagai manusia tidak menyadari hal tersebut.

2. Otak manusia memiliki 10 milyar sel saraf,yang memiliki kemampuan merekam lebih dari 86 juta bit informasi (kurang lebih 11juta huruf)/perhari atau jika dikalkulasikan memori manusia selama hidupnya mencapai 100 trilyun bit informasi(sekitar 12,5 trilyun huruf) Amazing ! .

3. Sel darah merah di dalam manusia yg memiliki masa hidup sekitar 4 bulan menempuh perjalanan sekitar 1.600 km di dalam tubuh kita selama masa hidupnya .

4. Rangkaian saraf otak manusia yang kini baru SEBAGIAN dipetakan oleh ahli saraf , mempunyai daya kompleks 1400 kali lebih kompleks jika dibandingkan dengan jaringan telepon saat ini .

5. Setiap inci persegi tubuh manusia dihuni rata-rata 32 juta bakteri sehingga bakteri yang ada di seluruh tubuh manusia mencapai 100 milyar bakteri atau 20 kali lipat dibandingkan dengan jumlah populasi manusia saat ini.

6. Jantung setiap harinya menghabiskan energi yang besarnya cukup untuk mengangkat beban seberat hampir 1 ton ke ketinggian 13 meter. Maka sebagai contoh , jantung manusia yang telah berumur 50 tahun telah melakukan kerja yang setara dengan mengangkat beban 18.000 ton ke ketinggian 230 km atau bisa dikatakan berat itu sendiri beberapa kali lebih berat dibandingkan muatan terberat yang pernah ditempatkan di orbit bumi, Subhanallah .

Tips Membangkitkan Semangat Kerja di Hari Senin


Hari Minggu yang menyenangkan sudah berakhir, kini saatnya bekerja kembali di hari Senin. Tetapi bagaimana jika rasa malas tak bisa dihindari? Tenang saja, tidak ada rasa malas yang tidak bisa diatasi!

Persiapan
Hindari terburu-buru dan kurang persiapan pada hari Senin. Tergesa-gesa dan khawatir terlambat bisa membuat mood hari Senin Anda semakin kelabu. Siapkan pakaian yang akan Anda kenakan pada hari Senin. Siapkan sebelum tidur untuk menghindari terburu-buru memilih pakaian di hari Senin. Tak sedikit wanita yang berganti baju lebih dari satu kali sebelum akhirnya memutuskan mana yang akan dipakai. Nah, hal itu tentunya memakan waktu.

Bereskan pekerjaan untuk mengurangi beban di hari Senin. Usahakan selesaikan sebanyak mungkin pekerjaan di hari Jumat. Jangan menyisakan pekerjaan berat untuk hari Senin yang membuat Anda malas untuk bergerak ke kantor. Rapikan meja Anda sebelum pulang di hari Jumat untuk memberi suasana yang menyenangkan. Barang bawaan seperti berkas, presentasi, atau apa pun yang harus dibawa pada hari Senin jangan lupa dipersiapkan sebelumnya. Usahakan semuanya sudah tertata rapi dan siap dibawa. Jika hampir semua persiapan sudah beres sebelum tidur, Anda tentunya bisa memiliki ekstra beberapa menit untuk bangun lebih siang di hari Senin.

5 Minuman Segar Peramping Perut


Kolak, sirup atau minuman yang manis memang sangat menyegarkan untuk berbuka puasa. Tetapi, minuman tersebut mengandung gula tinggi yang bisa membuat bobot tubuh meningkat dan perut makin membuncit. 

Sebenarnya ada minuman yang selain segar juga bisa membantu Anda merampingkan perut. Seperti dilansir dari Prevention, coba saja konsumsi lima minuman berikut, saat sahur, berbuka puasa atau malam sebelum tidur.

1. Air berbagai rasa

Selalu memenuhi asupan cairan adalah kunci untuk menjaga berat badan. Minum air putih membantu tubuh menjaga keseimbangan cairan, mengurangi risiko kembung dan membuat Anda kenyang lebih lama. Tetapi, jika Anda bosan dengan rasa air putih, tambahkan saja perasan jeruk nipis, daun mint atau irisan mentimun.

2. Jus semangka

Selama jus semangka tidak ditambah dengan gula, asam aminonya bisa membantu meluruhkan lemak perut. Adalah asam arginine, yang menurut penelitian dalam Journal of Nutrition bisa mengurangi lemak tubuh dan membuat massa otot lebih kecil, termasuk otot perut. Kandungan nutrisi dan asamnya juga berfungsi meningkatkan metabolisme tubuh.

3. Teh peppermint 

Ini adalah minuman 'pemadam' haus yang sangat menyegarkan saat cuaca panas. Fungsinya bukan hanya menghilangkan dahaga tetapi juga membantu tubuh memproses lemak lebih cepat. Setelah Anda mengonsumsi makanan berlemak tinggi seperti daging merah, minum saja teh peppermint.

Pertempuran 5 Hari di Semarang | Sejarah Indonesia


Pertempuran 5 Hari atau Pertempuran 5 Hari di Semarang adalah serangkaian pertempuran antara rakyat Indonesia di Semarang melawan Tentara Jepang. Pertempuran ini adalah perlawanan terhebat rakyat Indonesia terhadap Jepang pada masa transisi (bedakan dengan Peristiwa 10 November - perlawanan terhebat rakyat Indonesia dalam melawan sekutu dan Belanda).

Pertempuran dimulai pada tanggal 15 Oktober 1945 (walau kenyataannya suasana sudah mulai memanas sebelumnya) dan berakhir tanggal 20 Oktober 1945. 2 hal utama yang menyebabkan pertempuran ini terjadi karena larinya tentara Jepang dan tewasnya dr. Kariadi.

Kronologi Peristiwa
Masuknya Tentara Jepang ke Indonesia
Pada 1 Maret 1942, tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan tujuh hari kemudian, tepatnya, 8 Maret, pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak itu, Indonesia diduduki oleh Jepang.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan tokoh-tokohnya
Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada 6 dan 9 Agustus 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia kemudian memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
Kaburnya tawanan Jepang

Hal pertama yang menyulut kemarahan para pemuda Indonesia adalah ketika pemuda Indonesia memindahkan tawanan Jepang dari Cepiring ke Bulu, dan di tengah jalan mereka kabur dan bergabung dengan pasukan Kidobutai dibawah pimpinan Jendral Nakamura. Kidobutai terkenal sebagai pasukan yang paling berani, dan untuk maksud mencari perlindungan mereka bergabung bersama pasukan Kidobutai di Jatingaleh.

Tewasnya Dr. Kariadi
Setelah kaburnya tawanan Jepang, pada Minggu, 14 Oktober 1945, pukul 6.30 WIB, pemuda-pemuda rumah sakit mendapat instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang lewat di depan RS Purusara. Mereka menyita sedan milik Kempetai dan merampas senjata mereka. Sore harinya, para pemuda ikut aktif mencari tentara Jepang dan kemudian menjebloskannya ke Penjara Bulu. Sekitar pukul 18.00 WIB, pasukan Jepang bersenjata lengkap melancarkan serangan mendadak sekaligus melucuti delapan anggota polisi istimewa yang waktu itu sedang menjaga sumber air minum bagi warga Kota Semarang Reservoir Siranda di Candilama. Kedelapan anggota Polisi Istimewa itu disiksa dan dibawa ke markas Kidobutai di Jatingaleh. Sore itu tersiar kabar tentara Jepang menebarkan racun ke dalam reservoir itu. Rakyat pun menjadi gelisah. Cadangan air di Candi, desa Wungkal, (Sekarang menjadi kawasan industri Candi Semarang) waktu itu adalah satu-satunya sumber mata air di kota Semarang. Sebagai kepala RS Purusara (sekarang Rumah Sakit Kariadi) Dokter Kariadi berniat memastikan kabar tersebut. Selepas Magrib, ada telepon dari pimpinan Rumah Sakit Purusara, yang memberitahukan agar dr. Kariadi, Kepala Laboratorium Purusara segera memeriksa Reservoir Siranda karena berita Jepang menebarkan racun itu. Dokter Kariadi kemudian dengan cepat memutuskan harus segera pergi ke sana. Suasana sangat berbahaya karena tentara Jepang telah melakukan serangan di beberapa tempat termasuk di jalan menuju ke Reservoir Siranda. Isteri dr. Kariadi, drg. Soenarti mencoba mencegah suaminya pergi mengingat keadaan yang sangat genting itu. Namun dr. Kariadi berpendapat lain, ia harus menyelidiki kebenaran desas-desus itu karena menyangkut nyawa ribuan warga Semarang. Akhirnya drg. Soenarti tidak bisa berbuat apa-apa. Ternyata dalam perjalanan menuju Reservoir Siranda itu, mobil yang ditumpangi dr. Kariadi dicegat tentara Jepang di Jalan Pandanaran. Bersama tentara pelajar yang menyopiri mobil yang ditumpanginya, dr. Kariadi ditembak secara keji. Ia sempat dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 23.30 WIB. Ketika tiba di kamar bedah, keadaan dr. Kariadi sudah sangat gawat. Nyawa dokter muda itu tidak dapat diselamatkan. Ia gugur dalam usia 40 tahun satu bulan.

Sejarah Gedung Museum Sumpah Pemuda



Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh indonesia. Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, PPI, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie serta Kwee Thiam Hong sebagai seorang wakil dariJong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah pemuda keturunan arab.

Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat, yaitu :

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Jamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada sesi berikutnya, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia” karya Wage Rudolf Supratman ang dimainkan dengan biola (dimainkan dengan biola saja atas saran Sugondo kepada Supratman). Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia, berbunyi :

PERTAMA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA.

KEDOEA
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.

KETIGA
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA.

Sejarah Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh



Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, merupakan Masjid yang memiliki lembaran sejarah tersendiri, yang kini merupakan Masjid Negara yang berada di jantung kota Propinsi Daerah Istimawa Aceh. Nama Masjid Raya Baiturrahman ini berasal dari nama Masjid Raya yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1022 Hijriah bersamaan dengan tahun 1612 Miladiyah. Riwayat lain menyebutkan bahwa yang mendirikan Masjid Raya Baiturrahman di Zaman kerajaan Aceh ialah Sultan Alidin Mahmudsyah pada tahun 1292 Miladiyah.

Mesjid Raya ini telah terbakar habis akibat penyerangan tentara Belanda dalam ekspedisinya kedua pada bulan shafar 1290 Hijriyah bersamaan dengan april 1873 Miladiyah, dimana dalam peristiwa tersebut tewas Mayjen Khohler yang kemudian diabadikan tempat tertembaknya pada sebuah monument kecil dibawah pohon ketapang/geulumpang.

Empat tahun setelah Masjid Raya Baiturrahman itu terbakar, pada pertengahan shafar 1294 Hijriyah bersamaan dengan awal maret 1877 Miladiyah, dengan mengulangi janji jenderal Van Sweiten, maka Gubernur Jenderal Van Lansbergemenyetakan akan membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang telah terbakar itu. Pernyataan ini diumumkan setelah diadakan permusyawaratan dengan kepala-kepala Negeri sekitar Banda Aceh. 

Dimana disimpulakan bahwa pengaruh Masjid sangat besar kesanya bagi rakyat Aceh yang 100% beragama Islam. Janji tersebut dilaksanakan oleh Jenderal Mayor Vander selaku Gubernur Militer Aceh pada waktu itu. Dan tepat pada hari kamis 13 syawal 1296 Hijriyah bersamaan dengan 9 Oktober 1879 Miladiyah, diletakan batu pertamanya yang diwakili olehTengku Qadhi Malikul Adil. Masjid Raya Baiturrahman ini siap dibangun kembali pada tahun 1299 Hijriyah bersamaan dengan kubahnya hanya sebuah saja. 

Pada tahun 1935 Miladiyah Masjid Raya Baiturrahman diperluas bahagian kanan dan kirinya dengan tambahan dua kubah. Perluasan ini dikerjakan oleh Jawatan Pekerjaan Umum (B.O.W) dengan biaya sebanyak F.35.000,- (Tiga Puluh Lima Ribu Gulden), sebagai pimpinan Proyek Ir.M.Thahir dan selesai dikerjakan pada akhir tahun 1936 Miladiyah.

Usaha perluasan dilanjutkan oleh sebuah pnitia bersama “Panitia Perluasan Masjid Raya Kutaraja”. Dengan keputusan Menteri R.I tanggal 31 Oktober 1975 disetujui pula perluasanya yang kedua dan pelaksanaanya diserahkan pada pemborong N.V ZEIN dari Jakarta. Perluasan ini bertambah dua kubah lagi dan dua buah menara sebelah utara dan selatan. 

Sejarah Istana Presiden Cipanas



stana Cipanas yang merupakan Istana Kepresidenan, terletak di kaki Gunung Gede, Jawa Barat. Tepatnya lebih kurang 103 km dari Jakarta ke arah Bandung melalui Puncak. Istana ini terletak di Desa Cipanas, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Luas areal kompleks istana ini lebih kurang 26 hektar, namun sampai saat ini hanya 7.760 m2 yang digunakan untuk bangunan. Selebihnya dipenuhi dengan tanaman dan kebun tanaman hias yang asri, kebun sayur dan tanaman lain yang ditata seperti hutan kecil.

Istana ini dibangun pada tahun 1740 oleh Van Heuts di atas tanah seluas 25 Ha. Istana Presiden Cipanas atau lebih dikenal sebagai Istana Cipanas terletak di kaki Gunung Gede, 103 km dari Jakarta ke arah Bandung, atau 17 km dari kota Cianjur. 

Walau tidak dipakai, Istana Cipanas tetap terpelihara dengan baik. Pemandangan di sekitar istana yang ditumbuhi sayur-sayuran, buah-buahan serta tanaman hias memberi nuansa asri. Istana megah yang dibangun pada 1740 ini dapat dikunjungi umum dengan izin khusus dari Sekretaris Negara.

Kompleks Istana Cipanas berdiri diatas tanah seluas 26 hektar, terdiri atas gedung induk dan tujuh buah paviliun, dilengkapi sarana olahraga. Luas gedung merupakan bangunan panggun sluas 950 m2, terdiri beberapa ruangan. Terletak pada ketinggian 1.100 meter, sejauh mata memandang tampak sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman keras yang ditata dalam sebuah hutan kecil.

Setiap ruangan diisi perangkat mebel, ukiran Jepara dan koleksi lukisan-lukisan karya para maestro, seperti Basuki Abdullah, Dullah, Sudjojono dan Lee Man Kong. 

Bangunan-bangunan paviliun masing-masing diberi nama tokoh-tokoh pewayangan. Beberapa paviliun baru selesai dibangun tahun 1916 dan ada dua yang terbaru dibangun pada 1984. keseluruhan bangunan tampak begitu mewah dan artistik. Di bagian belakang istana terdapat kolam air mancur bergaris tengah 27 m.

Sejarah Istana Bogor



Istana Bogor memiliki luas areal 28 Ha, didirikan pada tahun 1745 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda bernama Baron Gustaf Willem Van Imhof. Dihalaman Istana terdapat ratusan rusa yang hidup bebas menambah keasrian suasana Istana Bogor. Berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda no. 1, Bogor, Jawa Barat. Telp. (0251) 321001.

Istana Bogor merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri. Keunikan ini dikarenakan aspek historis, kebudayaan dan faunayang menonjol. Salah satunya adalah adanya rusa – rusanya yang indah yang didatangkan langsung dari Nepal dan tetap terjaga dari dulu sampai sekarang.

Saat ini sudah menjadi trend warga Bogor dan sekitarnya setiap hari Sabtu, Minggu dan hari libur lainnya berjalan- jalan diseputaran Istana Bogor sambil memberi makan rusa- rusa indah yang hidup di halaman Istana Bogor dengan wortel yang diperoleh dari petani- petani tradisional warga Bogor yang selalu siap sedia menjajakan wortel- wortel tersebut setiap hari libur. Seperti namanya, istana ini terletak di Bogor, Jawa Barat.

Walaupun berbagai kegiatan kenegaraan sudah tidak dilakukan lagi, khalayak umum diperbolehkan mengunjungi secara rombongan, dengan sebelumnya meminta izin ke Sekretaris Negara, c.q. Kepala Rumah Tangga Kepresidenan.

Istana Bogor dahulu bernama Buitenzorg atau Sans Souci yang berarti "tanpa kekhawatiran".

Sejak tahun 1870 hingga 1942, Istana Bogor merupakan tempat kediaman resmi dari 38 Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal Inggris.


Pada tahun 1744 Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff terkesima akan kedamaian sebuah kampung kecil di Bogor (Kampung Baru), sebuah wilayah bekas Kerajaan Pajajaranyang terletak di hulu Batavia. Van Imhoff mempunyai rencana membangun wilayah tersebut sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal.

Istana Bogor dibangun pada bulan Agustus 1744dan berbentuk tingkat tiga, pada awalnya merupakan sebuah rumah peristirahatan, ia sendiri yang membuat sketsa dan membangunnya dari tahun 1745-1750, mencontoh arsitektur Blehheim Palace, kediaman Duke Malborough, dekat kota Oxford di Inggris. Berangsur angsur, seiring dengan waktu perubahan-perubahan kepada bangunan awal dilakukan selama masa Gubernur Jenderal Belanda maupun Inggris (Herman Willem Daendels dan Sir Stamford Raffles), bentuk bangunan Istana Bogor telah mengalami berbagai perubahan. sehingga yang tadinya merupakan rumah peristirahatan berubah menjadi bangunan istana paladian dengan luas halamannya mencapai 28,4 hektar dan luas bangunan 14.892 m².

Sejarah Kapal Layar Pinisi


Pinisi adalah kapal layar tradisional khas asal Indonesia, yang berasal dari Suku Bugis dan Suku Makassar di Sulawesi Selatan. Kapal ini umumnya memiliki dua tiang layar utama dan tujuh buah layar, yaitu tiga di ujung depan, dua di depan, dan dua di belakang; umumnya digunakan untuk pengangkutan barang antarpulau. Pinisi adalah sebuah kapal layar yang menggunakan jenis layar sekunar dengan dua tiang dengan tujuh helai layar yang mempunyai makna bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengharungi tujuh samudera besar di dunia.

Sejarah
Kapal kayu Pinisi telah digunakan di Indonesia sejak beberapa abad yang lalu, diperkirakan kapal pinisi sudah ada sebelum tahun 1500an. Menurut[4] naskah Lontarak I Babad La Lagaligo pada abad ke 14, Pinisi pertama sekali dibuat oleh Sawerigading, Putera Mahkota Kerajaan Luwu untuk berlayar menuju negeri Tiongkok hendak meminang Putri Tiongkok yang bernama We Cudai.

Sawerigading berhasil ke negeri Tiongkok dan memperisteri Puteri We Cudai. Setelah beberapa lama tinggal di negeri Tiongkok, Sawerigading kembali kekampung halamannya dengan menggunakan Pinisinya ke Luwu. Menjelang masuk perairan Luwu kapal diterjang gelombang besar dan Pinisi terbelah tiga yang terdampar di desa Ara, Tanah Beru dan Lemo-lemo. Masyarakat ketiga desa tersebut kemudian merakit pecahan kapal tersebut menjadi perahu yang kemudian dinamakan Pinisi.

Ritual pembangunan Pinisi
Para pengrajin harus menghitung hari baik untuk memulai pencarian kayu sebagai bahan baku. Biasanya jatuh pada hari ke lima dan ketujuh pada bulan yang berjalan. Angka 5 (naparilimai dalle'na) yang artinya rezeki sudah di tangan. Sedangkan angka 7 (natujuangngi dalle'na) berarti selalu dapat rezeki. Setelah dapat hari baik, lalu kepala tukang yang disebut "punggawa" memimpin pencarian.

Sejarah Istana Air Tamansari: Pesanggrahan dan Benteng Pertahanan


Pesanggrahan Taman Sari yang kemudian lebih dikenal dengan nama Istana Taman Sari yang terletak di sebelah barat Keraton Yogyakarta dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana I dan diselesaikan pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana II. Meskipun demikian, lokasi Pesanggrahan Taman Sari sebagai suatu tempat pemandian sudah dikenal jauh sebelumnya. Pada masa pemerintahan Panembahan Senapati lokasi Taman Sari yang sekarang ini lebih dikenal dengan nama Umbul (mata air) Pacethokan. Umbul ini dulu terkenal dengan debit airnya yang besar dan jernih. Pacethokan ini menjadi salah satu pertimbangan penting bagi penentuan letak calon Keraton Yogyakarta.

Pesanggrahan Taman Sari dibangun setelah Perjanjian Giyanti (1755), yakni setelah Sultan Hamengku Buwana sekian lama terlibat dalam persengketaan dan peperangan. Bangunan tersebut dimaksudkan sebagai bangunan yang dapat dipergunakan untuk meneteramkan hati, istirahat, dan berekreasi. Meskipun demikian, Taman Sari ini juga dipersiapkan sebagai sarana/benteng untuk menghadapi situasi bahaya. Di samping itu, bangunan ini juga digunakan untuk sarana ibadah. Oleh karenanya Peanggrahan Taman Sari juga dilengkapi dengan mushola, tepatnya di bangunan Sumur Gumuling.

Nama Taman Sari terdiri atas dua kata, yakni taman 'kebun yang ditanami bunga-bungaan' dan sari 'indah, bunga'. Dengan demikian, nama Taman Sari dimaksudkan sebagai nama suatu kompleks taman yang benar-benar indah atau asri.

Dua Versi Cerita Tentang Pembangunan Pesanggrahan Taman Sari

* Versi Pertama
Pada versi pertama diceritakan bahwa di Mancingan (suatu daerah di pantai selatan Yogyakarta) terdapat orang aneh yang tidak diketahui asal-usulnya. Masyarakat di daerah tersebut banyak yang menduga bahwa orang tersebut termasuk sebangsa jin atau penghuni hutan. Masyarakat beranggapan demikian karena orang tersebut menggunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh orang setempat. Orang aneh tersebut kemudian dihadapkan kepada Sultan Hamengku Buwana II yang saat itu masih memerintah. Rupanya Sultan Hamengku Buwana II berkenan mengambil orang tersebut sebagai abdi. Setelah beberapa lama orang itu pun dapat berbahasa Jawa. Berdasarkan keterangannya ia mengaku sebagai orang Portugis yang dalam dialek Jawa sering disebut Portegis. Orang Portegis itu kemudian dijadikan sebagai abdi yang mengepalai pembuatan bangunan (semacam arsitek).

Gerbong Maut,Bondowoso - Surabaya | Sejarah Indonesia


Dikirim oleh Djoko Sri Moeljono (71 thn.), putra Soetedjo, penulis kisah ini.

Rasanja lontjeng tanda pukul satu belum lama dipukul, kok sipir pendjara sudah membangunkan kita?
"Bangun, bangun dan siap-siap pindah, bereskan semua barang-barang."
Rupanja kita djadi juga pindah setelah kemarin sempat dibatalkan mendadak. Maka di pagi buta kami membereskan semua barang jang tidak banjak jumlahnja.

Dipagi buta dan masih gelap, kami digiring keluar penjara dan setelah melewati gerbang utama, semua seratus tawanan berjalan beriringan keluar halaman pendjara Bondowoso jang terletak disebelah Timur Alun-alun, bersebelahan dengan Kantor Pos. Kita berdjalan dengan diam, setelah Kantor Pos belok ke kiri melewati tenis baan (lapangan Trnnis – red.), kemudian menudju ke arah pasar.

Pengawal jang berjalan disebelah kita banjak sekali, semua diam sepandjang jalan di pagi jang dingin. Kita tahu arahnja pasti ke stasiun dan setelah melewati djembatan dan Gedung Karesidenen kelihatan di sebelah kiri kita berarti sebentar lagi sampai ke stasiun. Di stasiun kita menunggu tjukup lama sampai semua tawanan masuk kedalam gerbong barang jang banjaknja ada 3.

Di gerbong depan ada 24 tawanan, di gerbong tengah di mana kita berada, djumlah tawanan 38 orang dan ini sama banjaknja dengan gerbong belakang. Saat selesai,masih pagi dan kira-kira djam 5 pagi. Setelah kita berada dalam gerbong barang (atap dan dinding zink dan lantai kaju) pintu ditutup. Terasa mulai panas (Djawa: ungkep). Semakin lama mendjadi semakin panas dan orang mulai membuka badjunja.

Kepada mereka kita nesehatkan agar djangan merokok, karena asap rokok akan menambah buruknja hawa. Kita sudah meraba-raba kedjadian jang kurang baik, tetapi karena kita tak mempunjai alat apa2, maka hanja menjerah kepada Tuhan jang Maha Esa.

Setelah kita berada dalam gerbong satu djam lamanja, hawa mendjadi buruk sekali, orang2 mendjadi gelisah dan mereka buka pakaiannja sama sekali, telandjang bulat beberapa orang. Kepada mereka dinasehatkan agar djangan banjak bergerak dan ada jang mulai menghirup hawa lewat tjelah-tjelah pintu.

Keluh kesah mulai terdengar dan kita sendiri duduk tenang dan mentjari-tjari di kanan-kiri kita kalau2 ada lantai papan jang sudah rapuh. Dengan kuku kita tjoba-tjoba korek lantai dan kemudian dengan sendok seng kita mentjoba membuat lobang. Tetapi gagal karena sendok seng kurang kuat, sedang kaju lantai belum begitu rapuh. Achirnja dengan sendok dan garpu jang lebih kuat, saat sampai di halte pertama, gerbong dan pintu tetap terkuntji rapat. Dengan sendok dan garpu pemberian hadji Samsuri, kita berhasil membuat lobang sebesar kira2 3 cm lebar dan 10 cm pandjang. Kami sekarang punja dua sumber hawa, tjelah2 pintu dan lobang di lantai.

Sejarah Museum Perundingan Linggarjati


Linggarjati, merupakan bagian yang sangat penting dari perjalanan sejarah Bangsa Indonesia, sehingga sampai sekarang bisa menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat. Diantara isi pokok persetujuan Linggarjati adalah : (1) Belanda mengakui secara De Facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Madura; (2) Republik Indonesia dan Belanda akan bekerjasama dalam membentuk negara Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia;(3) Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia – Belanda dengan Ratu Belanda selaku ketuanya.

Peristiwa yang berlangsung 59 tahun silam tersebut, masih dapat kita saksikan melalui peninggalan-peninggalan yang ada di Gedung Linggarjati, sekaligus dijadikan sebagai salah satu bangunan cagar budaya oleh Pemerintah sesuai dengan UU.No.5 tahun 1992. Desa Linggarjati sendiri berada di wilayah Blok Wage, Dusun Tiga, Kampung Cipaku, kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Desa ini terletak pada ketinggian 400 meter di atas permukaan air laut, dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Sebelah selatan desa ini berbatasan dengan Desa Linggasana, sebelah timur berbatasan dengan Desa Linggamekar, sebelah utara berbatasan dengan Desa Lingga Indah dan sebelah barat berbatasan dengan Gunung Ciremai. Untuk mencapai lokasi ini tidaklah terlalu sulit, karena akses jalan aspal yang mulus, sehingga mudah sekali dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Dari arah Cirebon kurang lebih 25 km sedangkan dari arah Kuningan kurang lebih 17 km.

Hawa sejuk dan damai akan kita rasakan ketika mulai memasuki pelataran Gedung Linggarjati. Bangunan kuno dan megah yang dikelilingi oleh taman yang asri, dengan suasana yang tidak terlalu ramai, semakin menambah penghayatan suasana Linggarjati. Luas komplek Linggarjati kurang lebih 2,4 hektare, dimana sepertiga dari luas tersebut merupakan bangunan gedung yang dipergunakan untuk perundingan. Bangunan ini sendiri tadinya dibangun oleh warga negara Belanda, sebagai tempat peristirahatan, yang kemudian dipilih sebagai tempat perundingan dan akhirnya diserahkan kepada Pemerintah Indonesia sebagai salah satu bangunan cagar budaya Pemerintah Indonesia. Walaupun berupa bangunan lama, tapi secara keseluruhan kebersihan gedung ini nampak terjaga sekali. Ada 14 orang yang membantu merawat gedung ini, diantaranya 7 orang merupakan PNS ( Pegawai Negeri Sipil ), dan sisanya adalah pegawai honorer.

Bangunan ini terdiri dari beberapa ruang, yaitu ruang tamu, ruang tengah, kamar tidur, kamar mandi dan ruang belakang. Ruang tamu dipergunakan sebagai ruang untuk melakukan lobi dan meeting informal. ruang tengah merupakan ruang utama, dimana perjanjian Linggarjati dilaksanakan. Ternyata posisi kursi yang diduduki oleh para anggota perundingan masih sama seperti dulu waktu perundingan dilangsungkan. diantara para peserta perundingan tersebut adalah, delegasi Indonesia terdiri dari :

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...